Zaman kita adalah zaman keberlimpahan,
Zaman kita juga adalah zaman kegalauan.
Kebutuhan artifisial yang terus bermunculan,
Tuntutan kemoderenan yang kian berdatangan,
Telah berhasil melahirkan beban-beban tambahan,
Beban pekerjaan, pendidikan, hingga perekonomian,
Dan sukses, membuat banyak orang mengalami stres kehidupan…
…
Nilai spiritualitas dan religiusitas yang seharusnya menjadi oase bagi kehidupan, justru malah termarginalkan…
Di zaman kita sekarang, memeluk suatu keimanan bukanlah sesuatu yang ringan,
Kita akan selalu berada dalam ancaman dan keragu-raguan,
Keragaman pemikiran baik itu antaragama maupun intraagama.
Pemikiran liberal, sekular, material selalu jadi tantangan tersendiri di zaman kita,
Di samping itu, kultur lapang dada belum sepenuhnya tercipta.
Tak seperti dahulu, kini para pemeluk agama tak bisa lagi untuk mengisolasi diri agar terhindar dari hiruk-pikuk kecanggihan teknologi dan informasi,
Banjiran informasi yang menghantam bak gelombang tsunami,
Tak lagi membuat diri tuk mampu memilah dan memilih,
Semua serba praktis, Semua serba instan, begitupula dalam upaya pemahaman orang belakangan terkait keagamaan,
Praktis dan Instan.
…
Maka dikarenakan hal yang telah kusebutkan, ada satu hal yang ingin kukatakan… sebuah deklarasi kegelisahan,
Deklarasi Kegundahan…
Ya ayyuhalladzina aamanuuu…
Wahai para agamawan dan cendekiawan beriman,
Sadar dan Bangunlah engkau sekalian,
Buatlah suatu rumusan agar kekacauan ini segera dituntaskan,
Adalah tugas engkau sekalian untuk meneruskan risalah kenabian,
Adalah tugas engkau sekalian, untuk menawarkan suatu paham penafsiran keagamaan,
yang mampu menjawab tantangan zaman
yang mampu mengintegrasikan visi misi keagamaan dengan beragam permasalahan di Zaman Edan…